Malaikat Bernama Faith #2

“Sedang bahagia, hingga imsonia, eh?” sambut Anton sambil terkekeh saat aku melemparkan sekaleng minuman soda ke arahnya.
“Bahagia? Aku sedang frustasi,” dengusku sambil mendudukkan diri di sofa.
“Frustasi? Bukankah kau menikmati moment dipotret oleh perempuan impianmu itu? Bagaimana? Kulihat kau pergi dengannya setelah pemotretan selesai. Sudah kukatakan kau akan suka. Kau suka kan?” Anton tertawa lepas sambil sesekali menyesap minuman kalengnya.
“Kau tidak pernah mengatakan kalau dia sudah bersuami,” dengusku, lalu mengusap wajahku dengan kasar.
“Eh? Bersuami? Aku belum mendengar hal itu. Setahuku dia belum menikah. Apakah dia mengatakan hal itu padamu?” Anton menoleh, menatapku lekat.
“Tidak,” jawabku pelan.
“Lantas?” Anton menaikkan sebelah alisnya, tersenyum meremehkan.
“Aku mengikutinya saat ia pulang ke rumah. Ternyata ia pulang ke salah satu rumah dinas yang perusahaanku berikan kepada manajer yang sudah berkeluarga. Aku sudah menunggunya hingga lewat tengah malam dan ia tidak keluar dari rumah itu. Aku sudah tanyakan pada orangku, rumah itu dihuni oleh manajer pemasaran yang baru menikah dua tahun lalu.” Aku menyesap minuman kaleng yang baru saja kubuka.
Anton mengedikkan bahunya, serasa tidak peduli dengan ucapanku barusan. Ia malah menyalakan rokok.
“Yang kutahu, ia belum menikah. Ia tidak pernah memperkenalkan suaminya padaku atau pun pada anggota grup lainnya. Ia hanya sering dikawal oleh bodyguard-bodyguard tampan saat hunting,” ucap Anton sambil terkekeh.
Bodyguard?” Aku melongo.
“Sahabat-sahabatnya. Biasanya salah satu sahabatnya akan menemani dia. Pernah dulu keempatnya menemani. Ia seperti dikawal oleh bodyguard yang tidak mengijinkan salah satu pun dari kami mencoba mendekatinya. Dan tentu saja, tidak ada yang berani mendekatinya.”
“Kemarin ia tidak bersama siapa pun.”
“Kau beruntung kalau begitu. Biasanya paling tidak, satu di antara mereka pasti berada di dekatnya. Dan mereka sangat posesif.” Anton tertawa lebar.
Posesif, eh? Bagaimana bisa seorang sahabat posesif pada sahabatnya?
“Jangan berpikiran negatif dulu, brother. Siapa tahu ia hanya menginap di rumah saudaranya. Jangan mengambil kesimpulan sebelum ada fakta yang berbicara,” ujar Anton sambil terkekeh pelan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

PIEXAWORLD Published @ 2014 by Ipietoon